Halo baraya DGCI tasikmalaya, mau bagi2 pengalaman, bukan promosi bukan rekomendasi. Bukan arahan bukan juga larangan. Cuma sharing siapa tahu bisa bermanfaat buat teman2 semua, gak rugi kan dapet informasi dari saya, anggap aja pengalaman saya sebagai “kelinci percobaan” dari sebuah custom accessories buat Datsun kita.
Oke deh kita mulai aja, awal tahun lalu saya merubah ukuran roda si iteung (datsun go panca black) awalnya saya pake velg Alloy r14, dapet dari orang Singaparna dengan harga murah (1,2jt bray!, plus ban bridgestone, gondrong lagi) berganti menjadi velg r16 dengan profil ban 195/55. Jadi secara itung2an lingkar totalnya= (16”x2,54cm)+2x((19,5x(55/100)
“itu mah itung2an dari internet ya bray,bukan sok tau”
jadi lingkarnya 62,09 cm,bertambah 12 cm dari lingkar awal yang sekitar 50,07 cm (itung aja sendiri ;-p)
“itu mah itung2an dari internet ya bray,bukan sok tau”
jadi lingkarnya 62,09 cm,bertambah 12 cm dari lingkar awal yang sekitar 50,07 cm (itung aja sendiri ;-p)
itulah masalah pertama yang saya alami, kenapa? Karena dengan per lama dan roda besar, mobil jadi kayak sepatu roda,hehe. Otomatis dengan ban ukuran tersebut akselerasi awal juga makin lemot, efeknya tentu saja beresiko ke kaki-kaki, cv joint, tierod,long tierod, inner joint, tapi “karep lah” namanya “ngudag kasep” pasti ada resikonya.
Jawaban datang dari om Ariel, dapet warisan per datsun yg udah di potong 1 ulir, “Ye…!!” amblas lah itu datsun meski cuma turun sekitar 4cm tapi efek yang terasa diantaranya:
- Mobil turun, efek sepatu roda tidak terlihat
- Limbung berkurang tapi agak liar
- Meski terasa lebih keras tapi Lemah Saat injek lubang, “Duk!” atau “Jdak!” (heneg njirr)
- Ban besar dengan offset kecil Gesrot ke body (offset velg saya 38) terutama ban belakang.
- Mobil turun, efek sepatu roda tidak terlihat
- Limbung berkurang tapi agak liar
- Meski terasa lebih keras tapi Lemah Saat injek lubang, “Duk!” atau “Jdak!” (heneg njirr)
- Ban besar dengan offset kecil Gesrot ke body (offset velg saya 38) terutama ban belakang.
Alhasil ban belakang di silet-silet sama fender body saat “rebound”
tepatnya april 2016 saya belanja Springbuffer, coba-coba mengatasi masalah diatas. Saya tau spring buffer setelah lihat-lihat video “mobil goyang” (maksudnya mobil yang injek2 lubang, jadi goyang-goyang hehe), ‘Oyag lah’ kalo kata ‘om eky’ mah.
tepatnya april 2016 saya belanja Springbuffer, coba-coba mengatasi masalah diatas. Saya tau spring buffer setelah lihat-lihat video “mobil goyang” (maksudnya mobil yang injek2 lubang, jadi goyang-goyang hehe), ‘Oyag lah’ kalo kata ‘om eky’ mah.
Saya cari Springbuffer yang murah aja, merek OSANO yang saya beli di pabriknya langsung di Cicalengka, Springbuffer yang lebih mahal ada seperti Valen,Hurricane, dan lainnya gak tau.
Untuk yang depan saya pakai ukuran 3cm, dan yang belakang saya pakai 4,5cm. ukuran tersebut didapat dari jarak antara per saat kendaraan dalam kondisi tanpa penumpang. untuk yang belakang sebenarnya jarak per-nya 4,3cm Cuma saya maksa pake 4,5cm untuk menambah jarak per.
Untuk yang depan saya pakai ukuran 3cm, dan yang belakang saya pakai 4,5cm. ukuran tersebut didapat dari jarak antara per saat kendaraan dalam kondisi tanpa penumpang. untuk yang belakang sebenarnya jarak per-nya 4,3cm Cuma saya maksa pake 4,5cm untuk menambah jarak per.
Pemasangannya cukup mudah:
- Dongkrak mobil hingga ban menggantung, tapi tumpuan jangan di lower arm ya. Nanti ban-nya ikut naik. Tumpu-lah di titik yang disarankan di buku manual.
- Dalam posisi body terangkat dan per mengembang. Semprotkan/lap-kan Air Sabun. Jangan lumasi dengan oli, karena merusak karet.
- Dalam keadaan licin, pasang Springbuffer
- Turunkan dongkrak, lakukan pada 3 Roda lainnya dan selesai!
- Dongkrak mobil hingga ban menggantung, tapi tumpuan jangan di lower arm ya. Nanti ban-nya ikut naik. Tumpu-lah di titik yang disarankan di buku manual.
- Dalam posisi body terangkat dan per mengembang. Semprotkan/lap-kan Air Sabun. Jangan lumasi dengan oli, karena merusak karet.
- Dalam keadaan licin, pasang Springbuffer
- Turunkan dongkrak, lakukan pada 3 Roda lainnya dan selesai!
Oh ya saya lupa, untuk roda belakang, sebelum pemasangan springbuffer saya mengatur jarak main roda untuk menghindari ban tersilet fender body. Saya tambahkan stopper setebal 2cm di masing-masing shock absorber.
Sebenarnya saya pengen buang itu stopper tapi harus buang fender body, karena fender body datsun gak kaya Jazz yang ngelipet ke dalam. Ada yang punya info gak temen2, harus gimana buang “silet” di roda belakang?
Sebenarnya saya pengen buang itu stopper tapi harus buang fender body, karena fender body datsun gak kaya Jazz yang ngelipet ke dalam. Ada yang punya info gak temen2, harus gimana buang “silet” di roda belakang?
Setelah Springbuffer terpasang dan dipakai hampir 1 tahun ini yang saya rasakan:
- kondisi ketinggian tidak berubah, dari awal pemasangan hingga saat ini.
- Sensasi berkendara: lebih enak. Tidak limbung, tidak gampang goyang saat stir digerakkan ketika melaju.
- Saat di tikungan body roll minim, jadi berani tancap gas saat belok
- Injek lobang lebih tenang karena suaranya jadi “Jleb!” atau “Jdug!”(cuma beda ‘K’ dan ‘G’ doang)
- Ban tidak lagi Gesrot Body karena tertahan Stopper tadi, dan dengan dipasangnya Springbuffer tadi ada konsekuensi dari kombinasi aksesori tersebut, ayunan belakang terasa keras saat nginjek polisi tidur, (apalagi kalo polisinya jongkok) hehe maaf om awey Piss.
- Kalo lagi jalan Bawaannya pengen injek gas terus, karena rebound mobil jadi tidak limbung lagi. Tapi dengan ukuran ban berubah jadi besar, jadi sering main gigi bawah, seringnya gigi 2-3 saat datsun lain mungkin di gigi 3-4. (Tapi coyyy,.. Di Toll ngeunaheun anjir)
- Tambahan nih gan, waktu service Cuma dikasih catatan di nota servicenya “velg dan ban non OEM” gak ada tuh keterangan “per nya udah di potong” ato “per-nya diganjel karet” hahaha. Jadi yang udah ganti velg pasti kena raport merah tuh.
- kondisi ketinggian tidak berubah, dari awal pemasangan hingga saat ini.
- Sensasi berkendara: lebih enak. Tidak limbung, tidak gampang goyang saat stir digerakkan ketika melaju.
- Saat di tikungan body roll minim, jadi berani tancap gas saat belok
- Injek lobang lebih tenang karena suaranya jadi “Jleb!” atau “Jdug!”(cuma beda ‘K’ dan ‘G’ doang)
- Ban tidak lagi Gesrot Body karena tertahan Stopper tadi, dan dengan dipasangnya Springbuffer tadi ada konsekuensi dari kombinasi aksesori tersebut, ayunan belakang terasa keras saat nginjek polisi tidur, (apalagi kalo polisinya jongkok) hehe maaf om awey Piss.
- Kalo lagi jalan Bawaannya pengen injek gas terus, karena rebound mobil jadi tidak limbung lagi. Tapi dengan ukuran ban berubah jadi besar, jadi sering main gigi bawah, seringnya gigi 2-3 saat datsun lain mungkin di gigi 3-4. (Tapi coyyy,.. Di Toll ngeunaheun anjir)
- Tambahan nih gan, waktu service Cuma dikasih catatan di nota servicenya “velg dan ban non OEM” gak ada tuh keterangan “per nya udah di potong” ato “per-nya diganjel karet” hahaha. Jadi yang udah ganti velg pasti kena raport merah tuh.
Dibalik review yang rada-rada enak diatas ada saja kelemahannya, diantaranya:
- Kalo lewat jalan jelek yang berbatu rada kurang enak. Karena yang namanya mobil aspal bukan peruntukannya dong maen light offroad,
- Resiko Kaki-kaki karena akibat penggunaan aksesori tidak standar/bukan OEM,
- Resiko Mesin karena perubahan karakter mengemudi akibat ukuran ban yang berubah, dan hal lain yang tidak terkira (bisa saja mobilnya di trade-in ke dealer terus jadi X-trail).
- Kalo lewat jalan jelek yang berbatu rada kurang enak. Karena yang namanya mobil aspal bukan peruntukannya dong maen light offroad,
- Resiko Kaki-kaki karena akibat penggunaan aksesori tidak standar/bukan OEM,
- Resiko Mesin karena perubahan karakter mengemudi akibat ukuran ban yang berubah, dan hal lain yang tidak terkira (bisa saja mobilnya di trade-in ke dealer terus jadi X-trail).
Oke deh bray sementara segitu aja yang bisa saya sampaikan dari pengalaman menggunakan Springbuffer merk OSANO, bukan promosi ya, tapi part ini cukup membantu bagi teman2 yang ingin mengurangi gejala limbung dari kendaraan, menambah kekakuan per yang lemah, dan menambah mantap handling saat manuver.
Bagi teman2 yang mengutamakan orisinalitas mending jangan ikut2an deh, biasanya yang kayak gini suka bikin ketagihan.
Teman teman yang punya pengalaman dengan mobilnya ayo share dong, biar jadi bermanfaat, yang suka cutting (om bujang,om ovick,share dong tentang cutting sticker), Om Deris Sharing dong tentang knalpot standarnya yg suaranya jd garang gitu, om ariel juga, om agus, om asHazie, semua deh, biar blog ini makin rame, jangan Cuma tagihan iuran aja isinya, hehehe.
Udah ya bray, salam k sadayana. wassalam
Hormat kami,
iman budi laksana dgci z027 | imongomen@gmail.com
Hormat kami,
iman budi laksana dgci z027 | imongomen@gmail.com
